• Evakuasi jenazah isoman. [BPBD Kota Bekasi]

Kota Bekasi Catatkan Kematian Tertinggi Pasien Jalani Isoman

Kota Bekasi Catatkan Kematian Tertinggi Pasien Jalani Isoman

Wed, 07/14/2021 - 11:27
Posted in:
0 comments

Kota Bekasi menempati wilayah tertinggi dengan kasus kematian pasien Covid-19 saat menjalani isolasi mandiri (isoman). Terdata, sebanyak 81 pasien Covid-19 meninggal saat menjalani isoman di rumah selama masa pandemi Covid-19.

“Kota Bekasi menempati wilayah dengan kasus tertinggi kematian pasien Covid-19 saat isoman, ada sebanyak 81 kasus hingga saat ini,” ujar Co-Inisiator Lapor Covid-19, Ahmad Arif, dalam keterangannya Senin (12/7/2021).

Dia menjelaskan, penyebab kematian pasien Covid-19 saat menjalani isoman karena disebabkan beberapa hal. Paling banyak pasien Covid-19 meninggal karena terlambat dibawa ke rumah sakit dan tingkat keterisian tempat tidur (BOR) di rumah sakit yang telah melebihi kapasitas.

Dengan kondisi seperti ini, terlambat masuk ke rumah sakit maupun tingkat keterisian rumah sakit yang melebihi 100% membuat pasien Covid-19 kembali pulang ke rumah dan terpaksa menjalani isoman di rumahnya.

Ada kebijakan pemerintah, pasien yang tidak bergejala atau gejala ringan cukup melakukan isoman saja.

Inisiator LaporCovid-19 Ahmad Arif mengatakan berdasarkan pendataan pihaknya mereka menemukan paling tidak 450 orang yang terpapar virus corona (covid-19) meninggal dunia saat melakukan isolasi mandiri (isoman) di rumah.

Sebanyak 160 orang di antaranya merupakan warga Jawa Barat. Data tersebut dihimpun dari laporan warga dari berbagai platform yang diterima oleh LaporCovid-19 sampai 11 Juli 2021.

"Data sementara yang kami temukan sampai tadi malam, hampir 450 lebih pasien isoman yang terlacak dan terlaporkan di berbagai daerah di Indonesia. Memang yang kami temukan terbanyak sejauh ini di Jawa barat sekitar 160 pasien isoman yang meninggal," kata Arif dalam diskusi secara virtual melalui kanal YouTube CISDI TV, Senin (12/7).

Pasien isoman yang meninggal biasanya memiliki gejala sedang hingga gejala berat karena rumah sakit penuh. Bahkan, pasien yang gejala ringan pun bisa mengalami pemburukan kesehatan menjadi gejala sedang atau gejala berat.

Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi menyatakan pihaknya akan memaksimalkan peran Satgas Covid-19 di tingkat RT dan RW untuk terus memantau pasien yang sedang menjalani isolasi mandiri (isoman). Langkah ini diambil menyusul adanya pasien Covid-19 yang meninggal dunia di rumah.

"Penguraiannya itu di posko tingkat RW," kata Rahmat Effendi, Senin (5/7).

Rahmat menuturkan, peran Satgas di tingkat RW adalah memantau pasien yang sedang melakukan isolasi mandiri. Mereka pun harus mengidentifikasi apakah pasien itu membutuhkan rujukan ke rumah sakit atau cukup menjalani isolasi mandiri.

Untuk kemungkinan terburuk, Pemkot Bekasi juga menyiapkan tempat pemulasaran khusus bagi pasien Covid 19 yang meninggal dunia di rumah ketika isolasi mandiri.

"Sekarang kita buka di rumah singgah itu buat pemulasaran, nggak ke rumah sakit lagi," jelas Rahmat.

Dari media sosial BPBD Kota Bekasi, tiap hari dilaporkan evakuasi pasien isoman dari ambulans dari rumah ke rumah. BPBD diturunkan sampai memakamkan jenazah di TPU Padurenan, Mustikajaya.

Woro-woro Tiga Pilar

>
> Woro-woro Tiga Pilar. [Humas Kota Bekasi]

Wali Kota Bekasi, Dr Rahmat Effendi bersama Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Pol A. Suprijadi dan Dandim 0507 Bekasi, Kolonel Arm Iwan Apriyanto didampingi Kasatpol PP, Abi Hurairah dan pejabat terkait pada hari ini turun langsung dengan mobil komando melakukan woro- woro ke tempat-tempat publik. Hal tersebut ditempuh untuk menggugah semangat warga kota patriot agar lebih disiplin menerapkan protokol kesehatan.

Pasar Baru Kota Bekasi dan Terminal Bus Kota Bekasi menjadi lokasi pertama, disana petugas yang dipimpin Wali Kota melakukan sosialisasi protokol kesehatan. Wali Kota juga menyisir langsung para pedagang dan pengunjung pasar untuk dilakukan test PCR.

“Hari ini bersama Kapolres, dan Dandim kita turun langsung untuk menyampaikan ke sosialisai prokes ke masyarakat. Berkeliling dengan mobil pengeras suara untuk melihat dan memastikan langsung masyarakat dapat menerima edukasi terkait pencegahan Covid 19, protokol kesehatan dapat diterapkan diberbagai tempat,” kata Wali Kota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi dalam siaran pers Humas Pemkot Bekasi, Rabu (14/07).

Wali Kota juga menyisir masyarakat untuk dilakukan test PCR di Mobil Combat PCR-Vaccine Covid-19 milik Pemerintah Kota Bekasi.

“Kami lakukan test PCR masyarakat, para pedagang maupun pembeli di Pasar Baru serta para Supir dan penumpang di Terminal Bus Kota Bekasi. Kita sediakan unit mobil test PCR,” kata Wali Kota Bekasi, Dr Rahmat Effendi.

Rombongan Forkopimda dan petugas gabungan juga berkeliling melintasi jalan-jalan protokol untuk mensosialisasikan prokes.

“ Berkeliling dan terlihat masyarakat sejauh ini telah memahami dan para pengendara sudah tertib menggunakan masker. Tempat tempat non esensial juga tertib mematuhi aturan pada masa PPKM saat ini,” jelas Wali Kota Bekasi, Dr. Rahmat Effendi.

Saat ini penularan Covid-19 di Kota Bekasi masih terbilang tinggi, sehingga semua pihak harus bersama-sama bersatu untuk mengatasi persoalan tersebut. (BBS/01)