Siapa Plt Wali Kota Bekasi? Ternyata Bukan Sosok Sembarangan
DR Tri Adhianto Tjahyono, SE, MM kini resmi sebagai pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Bekasi menduduki kursi yang ditinggalkan Rahmat Effendi karena dijadikan tersangka oleh KPK. Terhitung sejak Jumat (7/1/2022), Tri resmi menjadi pengendali di Pemkot Bekasi.
Surat Plt yang diserahkan Gubernur Jabar menjadi amanah baru bagi Tri yang sebelumnya menjadi orang nomor dua di Kota Bekasi. Dengan surat tersebut, Ketua DPC PDIP Kota Bekasi itu resmi sebagai orang nomor satu di Kota Bekasi.
Nama mantan birokrat ini selama ini memang termasuk jauh dari hingar-bingar media. Paling tidak bila dibandingkan dengan Rahmat Effendi yang sangat intens muncul di banyak publikasi lingkungan Bekasi dan Ibukota.
Meski sama-sama menjadi pimpinan parpol, Tri memang termasuk yang jauh dari hingar-bingar media. Setidaknya frekuensinya jauh lebih kecil dibanding Rahmat Effendi, terlebih ketika Pepen.
Siapa sebenarnya pria dengan nama lengkap Tri Adhianto Tjahjono ini ? Menurut catatan dalam buku 25 Tahun Kota Bekasi: Menuju Metropolitan Terdepan, Mas Tri – begitu sapaan akrabnya -- lahir di Jakarta, 3 Januari 1970, putra ketiga dari pasangan G. Soeprapto dan Endang Sri Guntur Hudiani.
Mas Tri selama ini termasuk dikenal sebagai pribadi yang dekat dengan warga. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan kemudahan masyarakat melakukan komunikasi dan interakasi langsung di media sosial yang dimilikinya seperti instagram dan facebook @mastriadhianto.
Dalam perjalanan karirnya, Tri sempat lama berkarir sebagai birokrat atau pegawai negeri. Setelah lulus dari Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD), ia ditempatkan di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di PT Kereta Api Indonesia (KAI) selama 1 tahun.
Pada tahun 1994 - 2000, ia menempati pos baru sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Lampung. Mulai dari staf sampai menjabat sebagai koordinator jembatan timbang se-Provinsi Lampung. Setelah Oktober 2000 ia pindah dan mengabdi di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi.
Saat di Pemerintah Kota Bekasi, Tri ditempatkan di Dinas Perhubungan sampai akhirnya menjabat Kepala Seksi Pengendalian Operasional. Karirnya kemudian naik menjadi Kepala Bidang Lalu Lintas. Ia kemudian mendapat kesem-patan sebagai Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR). Setelah itu diangkat sebagai Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) hingga perubahan menjadi Kepala Dinas Bina Marga dan Sumber Daya Air (DBMSDA).
Dalam pemilihan kepala daerah (Pilkada) tahun 2018 Tri Adhianto terpilih menjadi Wakil Walikota Bekasi mendampingi Rahmat Effendi.
Tri Adhianto pun pernah mendapatkan penghargaan “Birokrat Toleran Penjaga Keberagaman” yang diberikan oleh organisasi wartawan Nasrani.
“Bekasi dengan kemajemukan dan keberagaman warga masyarakatnya perlu tata kelola yang tepat guna. Seperti yang kita ketahui bersama bahwa Pemerintahan Kota Bekasi sudah sangat serius menangani permasalahan warga di bidang pendidikan dan kesehatan juga tentang ekonomi mandiri bagi warganya dengan membuka peluang selebar-lebarnya bagi warga masyarakat untuk memproduksi sendiri baik dalam bentuk makanan maupun barang, membangun market place dan terus menerus membuka pangsa pasar baik lokal maupun internasional,” ujar Tri Adhianto.
Patuh pada Nasihat Orang Tua

Tri Adhianto ternyata menyimpan banyak kisah. Salah satu yang takkan pernah ia lupa adalah nasihat kedua orangtuanya.
Ia mengakui kalau wejangan ayahnya mampu membawa Tri memiliki karir yang cemerlang. Sosok ayahnya adalah pegawai negeri sipil dengan tingkat jabatan terakhir eselon IV. Kepada anak-anaknya, ia juga terus mendorong agar setiap pencapaian orangtua harus mampu dilampui.
Alhasil, seluruh anak-anaknya mampu meraih jenjang pendidikan tinggi, termasuk Tri Adhianto. Meski dalam perjalanannya banyak hambatan, tapi Tri mampu menyelesaikan sekolahnya hingga meraih gelar doktor.
Sebagai satu-satunya anak lelaki dalam keluarga, Tri kerap diberikan tanggung jawab lebih besar. Tri harus rela menunda masuk kuliah selama satu tahun, mengingat kondisi keuangan keluarga yang tidak mendukung. Apalagi saat itu kedua kakak Tri sedang kuliah di perguruan tinggi swasta.
Tahun berikutnya, Tri diterima di Fakultas Pertanian Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto. Tapi karena kondisi ekonomi, lagi-lagi Tri lebih memilih masuk Sekolah Tinggi Transportasi Darat (STTD). Lulus dari sekolah yang dulu masih bernama Pendidikan D3 Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Raya (DLLAJR) itu, Tri Adhianto Tjahyono mulai berkarier sebagai abdi negara.
Tahun 1993, Tri ditempatkan di Direktorat Jenderal Perhubungan Darat di PT Kereta Api Indonesia (KAI). Setahun kemudian hingga tahun 2000, dia dipindahtugaskan menjadi PNS di Lampung. Tahun 2000, Tri kembali ke Bekasi. Setelah menempati beberapa pos, dia diamanahkan menjadi Kepala Dinas Bina Marga dan Tata Air. Jabatan yang sama diembannya pada 2017, kali ini di Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi (PUPR).
Salah satu sumbangan Tri Adhianto bagi Kota Bekasi adalah aplikasi Area Traffic Control System.
//M01//