Skip to main content

Tampil Memikat di UI, Ganjar Buktikan Diri Jadi Pelayan Rakyat, Bukan Petugas Partai

DEPOK - Pengamat politik Ari Junaedi menilai paparan dan penampilan Ganjar Pranowo dalam Kuliah Kebangsaan di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Indonesia (FISIP UI) menunjukkan bakal capres Pilpres 2024 itu mampu membuktikan diri bukan semata-mata petugas partai.


Direktur Eksekutif Nusakom Pratama Institut tersebut menyebut jawaban Ganjar atas pertanyaan-pertanyaan kritis yang dilontarkan dosen maupun mahasiswa UI menunjukkan mantan gubernur Jawa Tengah tersebut merupakan pelayan rakyat sejati.

Menurut Ari, selama ini istilah 'petugas partai' memang dianggap hal sensitif, terutama bagi Ganjar sebagai kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) yang kini menjadi bakal capres dari parpol pimpinan Megawati Soekarnoputri itu.

"Pertanyaan yang sensitif, seperti kekhawatiran soal nantinya hanya akan menjadi 'boneka Megawati', ternyata dijawab Ganjar dengan pengalamannya selama sepuluh tahun memimpin Jawa Tengah," ujar Ari seperti dilansir JPNN.com, Senin (18/9).

Dosen komunikasi politik di sejumlah universitas ternama itu menambahkan Ganjar jelas mampu menguasai panggung di FISIP UI. Ganjar, kata Ari, bisa menjawab berbagai pertanyaan dengan data konkret.

“Ganjar begitu piawai mengendalikan emosi ketika harus menjawab pertanyaan-pertanyaan kritis dari mahasiswa. Tidak dengan gaya menghardik apalagi mencengkeram dan menampar, Ganjar menjawab runtut dengan pembawaan santai," tutur Ari.

Mantan wartawan itu menyebut penampilan Ganjar yang tenang dan santai tidak terlepas dari jam terbangnya sebagai aktivis, legislator di DPR, lalu masuk ke birokrasi.

Ari menambahkan permintaan Ganjar kepada mahasiswa untuk tidak serta-merta memilihnya tanpa berbasis data justru menjadi daya tarik tersendiri.

“Ada poin utama yg menjadi daya pikat Ganjar dalam kuliah kebangsaan itu, yakni meminta mahasiswa jangan memilihnya sebelum mencari data tentang Ganjar. Anak-anak milenial sekarang memiliki persepsi yang positif jika pembicara menyampaikan fakta dengan data serta common sense (nalar sehat, red),” ujar Ari.

Saat sesi tanya jawab Kuliah Kebangsaan di FISIP UI, Senin (18/9), seorang mahasiswa bernama Naufal mengajukan pertanyaan apakah Ganjar kelak jika jadi presiden tetap akan menjadi petugas partai alias boneka Megawati.

Namun, Ganjar menjawab pertanyaan itu dengan meminta Naufal meneliti jejak rekam jejaknya selama 10 tahun sebagai gubernur.

“Saya kader partai, tetapi (kalau jadi) presiden, atau gubernur, bukan. Itulah melayani,” kata Ganjar di depan ratusan mahasiswa itu.

"Kalau Anda meriset tentang saya, apa yang saya lakukan, adakah saya hanya berpihak kepada partai saya? Mungkin nyaris Anda tidak menemukan itu," imbuhnya.

Respon Mahasiswa

Bacapres PDIP Ganjar Pranowo juga dihujani beragam pertanyaan mahasiswa saat konferensi pers usai mengisi kuliah kebangsaan di FISIP UI, Depok, Senin (18/9) siang. Salah satu mahasiswa bahkan meneriaki Ganjar soal utang negara hingga isu LGBT.

“Pak, bakal ngutang lagi nggak nanti? Pak, soal LGBT gimana?” teriak mahasiswa itu.

Sesi tanya jawab dengan media lantas menjadi terganggu. Ganjar lalu meminta mahasiswa tersebut untuk tidak berteriak dan menemuinya usai wawancara.

Sementara itu, Afi Ahmad Rido, 19 tahun, mahasiswa semester 3 FISIP UI ini menilai saat Anies tampil menurutnya cenderung lebih tenang, karena Anies membahas hal-hal yang konseptual dan dengan bahasa yang akademis.

"Sedangkan Pak Ganjar, mulai dengan bahasa yang renyah dan analogi serta contoh-contoh konkret," katanya membandingkan dua bacapres tersebut.

Menurutnya keduanya punya keunggulan dan kekurangan masing-masing, jika dalam substansi Ganjar lebih banyak menggagas tentang ekonomi politik Internasional (Ekopolin) dan beberapa geopolitik.

"Sedangkan Pak Anies membahas visi misi menatap Indonesia mendatang serta wacana tentang kebebasan berpendapat," Afi.

Ia melihat dalam segi kuantitas peserta saat kuliah kebangsaan yang dihadiri Anies lebih padat, namun dalam animo, baik tepuk tangan mau pun sorak sorai peserta jauh lebih banyak saat Ganjar tampil.

Ditanya terkait pilihan di pemilu 2024, Afi mengungkapkan di FISIP UI akan mengundang ketiga bacapres, sehingga ia mau mengamati ketiganya lebih dulu.

"Di sini akan menjadi faktor determinan suara saya jatuh pada siapa," Afi Ahmad Rido.

Di lokasi yang sama, Yasinta Gita, 18 tahun mengatakan, Anies menjelaskan dengan detail dan pemaparannya banyak membingungkan karena penjabarannya cepat.

"Pak Anies lebih bagus public speaking-nya, tapi Pak Ganjar juga tidak kalah bagus," kata mahasiswa baru FISIP UI tersebut.

Untuk menjatuhkan pilihan di pemilu 2024, dirinya mengaku belum tahu dan menunggu Prabowo Subianto tampil pada kuliah kebangsaan.

"Jadi kalau untuk saat ini mungkin Ganjar," ucap Yasinta.

Guswira Danang Sutowijoyo Hartono, 18 tahun, mahasiswa semester 3 Fakultas Ekonomi UI ini mengaku menghadiri kuliah kebangsaan yang menghadirkan Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo.

"Pas Anies saya tidak datang full, ini juga Mas Ganjar saya datang agak telat, tapi menurut saya sama-sama bagus saja, semuanya sama-sama punya gagasan tersendiri. Cuma kan kita yang menjadi garisbawah adalah realisasinya," kata Guswira, Senin, 18 September 2023.

Sebab, menurut dia, semua orang dapat berbicara bagus, tetapi nanti saat terpilih tinggal bagaimana merealisasikan gagasan tersebut.

"Keduanya sama-sama terkendali, bagus argumentasinya, gagasannya juga sama-sama menarik, terutama terkait gagasan Bulog, itu menarik bagi saya," papar Guswira.

Menurut ketua panitia kuliah kebangsaan Shofwan Al Banna C, format tersebut sesuatu yang lazim dalam dunia pendidikan dalam rangka pengembangan keilmuan dan pemikiran. (JPNN/Kumparan/Politis/Tempo/Ant/009)