Teknologi 5G: Ancaman Baru Sektor Industri & Logistik
LAJU perkembangan teknologi 5G tak terbendung lagi. Di awal 2021 ini gaung 5G semakin riuh, menyusul banyak produsen telepon pintar yang menawarkan produk 5G di pasar.
Teknologi berbasis 5G akan mampu meningkatkan efisiensi waktu, meminimalkan kecelakaan kerja dan meningkatkan akurasi dan kualitas produk.
Penggunaan teknologi generasi kelima, 5G, di negeri ini bukan sesuatu yang mimpi. Indonesia bisa dikatakan termasuk maju dalam konteks implementasi teknologi tersebut untuk mendukung industri 4.0 yang kini cukup gencar digaungkan.
Di sektor logistik, menurut CEO PT Smart, Downstream Indonesia, Budiono Mulyono, tiadanya manusia di jalur logistik dengan kendaraan tanpa sopir yang berseliweran di pabrik sudah pasti menekan angka kecelakaan kerja kalau tidak mau disebut zero accident, nol kecelakaan.
“Teknologi 5G membuka banyak peluang untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi melalui proses otomasi dan pemantauan sewaktu (real time),” kata Budiono yang bekerja sama dengan ZTE dan Telkomsel telah menguji coba teknologi ini di Marunda.
Teknologi 5G memang memerlukan pita frekuensi yang sangat lebar sehingga kapasitasnya tinggi, bisa didapat dari spektrum 26GHz, 28 GHz, 35 GHz dan 38 GHz.
Sesuai sifatnya yang makin tinggi cakupannya makin sempit, cakupan pita lebar 28GHz hanya sekitar radius 70 meter sampai 80 meter tetapi mampu menghadirkan internet kecepatan sangat tinggi dengan latensi, interval waktu, sangat rendah. Sementara sebagai perbandingan, cakupan spektrum 2,1 GHZ mencapai radius 5 kilometer.
Teknologi 5G sangat cocok untuk industri yang semuanya kelak dikendalikan secara digital, dan sedikitnya mampu menghadirkan kecepatan sampai 10 GBPS.
Umumnya industri siap untuk memberi layanan 5G, namun hanya ditujukan untuk korporasi dan bukan untuk ritel misalnya untuk WA dan medsos karena tarifnya menjadi sangat mahal.
Pemerintah masih belum menentukan di spektrum mana 5G akan digelar secara komersial, dan berapa besar harga yang harus dibayar oleh operator untuk mendapat spektrum tersebut. Tidak bisa menjadi perbandingan, namun ketika Telkomsel memenangi tender 30 MHz di spektrum 2,3GHz, mereka harus membayar lebih dari satu triliun rupiah.
Sebagai operator seluler yang telah menguji coba jaringan 5G, Telkomsel memiliki fokus menerapkan teknologi 5G untuk kepentingan industri.
Menurut Telkomsel ada 3 industri yang cocok untuk 5G diimplementasikan yaitu industri manufaktur, sektor pertanian, dan sektor logistik. Dicontohkan, untuk industri manufaktur, teknologi 5G dapat meningkatkan efisiensi dengan menghubungkan wireless untuk mempercepat proses produksi, quality control, dan manajemen warehouse.
Lain halnya untuk sektor pertanian, mempermudah proses pemupukan, pengawasan lahan, serta pengawasan pertumbuhan tanaman dengan smart air patrol.
Sedangkan untuk sektor logistik, memberikan konektivitas wireless dengan coverage yang lebih luas dibandingkan WiFi atau automated guided vehicle, akan meningkatkan akurasi dari pemenuhan order dan mobilisasi barang di pergudangan atau pabrik.
Menurut Christian, Telkomsel lebih condong mengimplementasikan 5G untuk kebutuhan industri (B2B atau business to business) ketimbang untuk konsumen. Hal ini karena ada beberapa kendala menerapkan 5G untuk konsumen. Mulai dari regulasi pemerintah, jumlah perangkat 5G hingga spektrum 3,5 GHz yang belum tersedia.
Sementara itu di China, jd.com dikabarkan telah meluncurkan taman logistik yang didukung jaringan 5G. Fasilitas ini diklaim akan meningkatkan operasi dan mendorong strategi Industrial Internet of Things (IIoT). Berlokasi di Beijing, fasilitas logistik ini memiliki sistem pemantauan baru yang bisa mendeteksi masalah yang terjadi secara real-time.
Perusahaan mengatakan 5G menyediakan bandwidth yang meningkatkan efisiensi kemampuan IIoT-nya dalam skala besar. Selain itu, jaringan 5G turut memfasilitasi komunikasi instan antara staf dan mesinnya. Dengan sistem pemantau yang real-time, perusahaan bisa melacak lokasi dan rute forklift sampai angkutan yang digunakan untuk mengangkat beban berat, serta menerima peringatan jika ada kekeliruan.
Sebagai gambaran, salah satu skenarionya adalah di mana sistem mendeteksi forklift yang diparkir di lokasi yang keliru atau mengambil rute yang tidak sesuai. Pamantau pallet hingga komponen penyangga barang berat, secara signifikan juga meningkatkan efisiensi dibanding pemantau massal.
"Sistem 5G juga akan sangat meningkatkan efisiensi operasi di dalam fasilitas melalui parkir pintar yang memandu kendaraan masuk ke ruang parkir atau ruang dok yang paling tepat, dan ruang dok digital bisa memfasilitasi pemantauan real-time," kata petinggi JD Logistic.
Ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk memanfaatkan teknologi 5G dengan IIoT untuk mendorong pengaplikasian lebih lanjut di operasi logistik JD.com dan meningkatkan efisiensi di seluruh rantai pasokan (supply chain).
Perusahaan menyebut teknologi ini akan digunakan di seluruh taman logistiknya guna memungkinkan komunikasi robot ke robot yang bisa diandalkan dan mengurangi intervensi manusia.
"Latensi rendah, kecepatan tinggi dan kemampuan untuk mendukung spektrum lebar dari koneksi simultan yang disediakan oleh jaringan 5G, menciptakan tingkat waktu real-time yang belum pernah terjadi sebelumnya. Konektivitas secara signifikan meningkatkan efisiensi operasi pemenuhan JD, yang merupakan kunci untuk menyediakan layanan terbaik bagi pelanggan dalam bisnis," kata Zhe Wenming Chief Architect dan Head of Logistics Park JD Logistic.
Pemanfaatan jaringan teknologi 5G dan kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) membuat pengiriman barang lebih cepat sampai ke pelosok daerah. Bahkan tidak sampai seharian. Hal ini dialami sebuah desa di China, di mana mereka bisa menerima paket di hari yang sama berkat jaringan logistik yang menggunakan kabel cerdas.
Layanan ini berasal dari perusahaan iBoost yang berbasis di Guangdong, yang bertujuan untuk menjembatani desa dengan kabupaten/kota. Mereka melayani pengiriman dengan pesawat nirawak atau drone Amazon Prime Air.
iBoost iLogistics Express memanfaatkan jaringan 5G dan AI untuk mengoperasikan robot antar jemput paket yang masing-masing sanggup membawa hingga pada berat 100 kilogram. Sementara itu biaya listrik untuk mengantar pengiriman paket berjarak 100 kilometer hanya 3-5 yuan atau sekitar Rp6.500 hingga 10.500 saja.
Pesanan online untuk barang-barang dan bahan makanan dikumpulkan di gudang awan tingkat kabupaten, sebelum dipindahkan ke stasiun logistik di desa-desa maupun kota-kota hanya dalam waktu 60 menit.
Keunggulan Teknologi 5G
JARINGAN berteknologi 5G mulai diperkenalkan di Amerika Serikat pada tahun 2018. Jaringan generasi terbaru merupakan jaringan konektivitas internet mobile yang menawarkan koneksi lebih cepat dari generasi sebelumnya.
Bermodal kecepatan yang tinggi, teknologi 5G mampu membawa data yang besar, sehingga dapat menghubungkan dunia dengan lebih cepat dan mudah.
Jika disandingkan dengan jaringan 4G atau LTE, 5G dapat digunakan dalam tiga jenis spektrum yang berbeda yakni low band, mid band, dan high band. Pada low band, menawarkan area yang luas, hanya saja memiliki kelemahan yaitu kecepatan data maksimum hanya mencapai 100Mbps. Untuk mid band, kecepatannya hanya mencapai 1Gbps.
Sedangkan pada high-band dirasa sangat cocok dengan 5G karena mampu mentransfer data hingga 10Gbps, namun yang menjadi permasalahan utama adalah area cakupannya yang kurang luas. Walaupun kecepatan maksimumnya begitu besar, kecepatan sebenarnya tidak akan sama. Kecepatan unduh pengguna diperkirakan mencapai 100Mbps dan kecepatan unggah 50Mbps.
Jaringan ini juga diharapkan dapat membantu dalam meningkatkan penerapan teknologi Internet of Things (IoT) dalam berbagai bidang di dunia.
IoT merupakan konsep komputasi yang saling terkait dan kemampuan untuk mentransfer data melalui jaringan tanpa memerlukan interaksi manusia ke komputer. IoT berguna dalam pelacakan logistik, smart city, smart building, hingga agrikultur.
Diperkirakan pada tahun 2025, koneksi melalui jaringan 5G akan mencapai 1,2 miliar, bahkan bisa mencakup sepertita populasi dunia. Karenanya, sejumlah perusahaan ponsel besar dunia, seperti iPhone, Samsung, Xiami, Huawei, dan lainnya mencoba merebut pangsa pasar yang begitu besar ini.
7 Industri Ini Butuh 5G
1. Pengawasan dengan Drone
Smart Air Patrol merupakan teknologi yang memanfaatkan drone untuk mengawasi operasional pabrik secara real-time dengan pengiriman berlatensi rendah.
Bisa juga dipakai untuk penyiraman pupuk atau memantau saluran pipa untk industri agrikultur, minyak dan gas.
2. Pemantauan Lalu Lintas
Smart Surveillance ini bisa digunakan pada sektor keamanan dan lalu lintas. Melalui jaringan 5G, dapat mempercepat pemindaian obyek seperti plat nomor kendaraan di jalan atau pengenalan wajah dengan kualitas gambar HD.
Smart Surveillance juga dapat diimplementasikan untuk industri logistik dan transportasi, yang mana secara real-time mengawasi tiap pergerakan kendaraan. Sehingga memudahkan manajemen lalu lintas Operator Pelabuhan maupun Operator Bandar Udara.
3. Teknologi Virtual Reality (VR)
Immersive Collaboration merupakan sambungan layanan ultra broadband yang memungkinkan kolaborasi tanpa batas antara pelaku bisnis di berbagai lokasi untuk saling bekerjasama. Sistem ini pun didukung teknologi fixed wireless access.
4. Perencanaan Kota
Jaringan 5G bisa membantu perencanaan tata kota dengan teknologi mixed reality. Teknologi mixed reality mengombinasikan tampilan virtual dengan tampilan nyata. Tampilan virtual itu bisa berupa hologram atau tampilan dengan bantuan kacamata pintar.
Teknologi ini dianggap bisa memudahkan penataan ruang perkotaan karena pemerintah bisa mencocokkan perencanaan mereka dengan tampilan nyata.
5. Koneksi lebih cepat
Koneksi 5G memungkinkan pengguna mengunduh dan mengunggah video dengan kecepatan tinggi serta memaksimalkan panggilan video. Selain itu, sistem juga cocok untuk sektor industri kreatif yang memungkinkan pengguna mendapat sajian konten video hingga resolusi 4K tanpa terganggu.
6. Cloud Gaming
Koneksi 5G dapat membuka peluang berkembangnya industri cloud gaming. Dengan teknologi ini, pemain gim hanya perlu melakukan streaming gim yang akan dimainkan
7. Bantu industri 4.0
Pada sektor logistik, pelaku bisnis bisa memanfaatkan koneksi ini dalam memonitor mobilisasi barang di pergudangan atau pabrik. Lantaran jangkauan 5G lebih luas dari WiFi, sehingga pengguna hanya butuh sedikit perangkat.
<>BERBAGAI SUMBER/M01