Tren Permintaan Properti di Selandia Baru Selama April 2024 Menurun
JAKARTA - Meningkatnya biaya hidup, suku bunga yang tinggi, dan tekanan resesi belakangan ini sangat berdampak pada pasar properti Selandia Baru selama April 2024 lalu.
Data terbaru dari realestate.co.nz menunjukkan penurunan permintaan properti secara nasional, sebuah tren yang meluas di sebagian besar wilayah.
Permintaan dalam konteks ini diukur dengan pencarian dan keterlibatan per listing, yang merupakan pengukur yang dapat diandalkan dari minat pembeli relatif terhadap properti yang tersedia.
Secara nasional, pencarian per listing turun 10,4% dan keterlibatan per listing turun 7,5% dari tahun ke tahun.
Di tingkat regional, pencarian per listing turun atau statis di 13 dari 19 wilayah, dan keterlibatan per listing menurun di 11 wilayah.
Hal ini mengindikasikan mendinginnya minat pembeli di tengah ketidakpastian ekonomi. Ini merupakan pergeseran yang signifikan karena sebagian besar wilayah telah mengalami pertumbuhan permintaan dari tahun ke tahun selama tahun 2024 hingga saat ini.
Laporan ekonomi menunjukkan bahwa kepercayaan konsumen turun selama bulan April dan penurunan permintaan properti juga mengikutinya.
Sekitar 59% dari hipotek yang ada di Selandia Baru (berdasarkan nilai) akan diperpanjang dalam 12 bulan ke depan. Mereka yang telah menetapkan suku bunga dua tahun yang lalu mungkin akan segera beralih dari suku bunga sekitar 3,0% menjadi sekitar 7,0%. Hal ini kemungkinan akan menarik likuiditas dari pasar dan secara otomatis mengurangi permintaan. (realestate.co.nz/01)
- 1 view
Leave a Reply