Skip to main content

www.bekasipos.com managed by: PT Prospek Media Teknologi, e-mail: [email protected]. hotline +628170025000

Kisah Sukses Edward Tirtanata Membangun Bisnis Kopi Kenangan dengan Target Mendunia

Edward Tirtanata. -IST-

JAKARTA – Di tengah gempuran banyaknya brand-brand kopi dunia masuk Indonesia, Kopi Kenangan masuk di antara celah-celah bisnis berkapitalisasi besar pada tahun 2017 lalu.

Diawali dengan tantangan besar yang menghadang, ternyata setelah tujuh tahun berjalan Kopi Kenangan bukan saja eksis di negeri sendiri, tapi sudah memasuki negara tetangga seperti Malaysia, Filipina, dan Singapura. Impian sang pendiri, Edward Tirtanata tak lain membawa Kopi Kenangan mendunia.

Edward Tirtanata (35), berhasil menyulap kecintaannya akan kopi menjadi bisnis dengan pendapatan US$100 juta per tahun. Bisnis kedai Kopi Kenangan berhasil mencatatkan pendapatan hingga US$100 juta atau hampir Rp1,6 triliun sepanjang tahun 2023 lalu. 

Kopi Kenangan, di bawah Kenangan Brands juga merupakan perusahaan F&B pertama yang mendapat gelar Unicorn, atau perusahaan yang bernilai lebih dari US$1 miliar dengan 800 cabang tak hanya di Indonesia tapi juga di berbagai negara di Asia Tenggara. 

Pria kelahiran Bandung ini mengubah kedai kopi lokal Indonesia menjadi perusahaan rintisan unicorn karena per tahun dapat menghasilkan $100 juta per tahun atau sekitar Rp1,6 triliun.

Bagaimana Kopi Kenangan bisa terus bertumbuh saat pandemi dan kini  bernilai miliaran dolar dan siap-siap jadi rintisan berskala global?

Ternyata, semua terjadi secara tiba-tiba. Sebelum sukses dengan Kopi Kenangan, Tirta pernah mencoba bisnis lain. Selain membantu bisnis orang tuanya, ia juga pernah mencoba bisnis kedai teh.

Namun, saat kuliah, Edward Tirtanata sangat menyukai kopi, sampai-sampai ia memesan "satu cangkir besar" setiap hari dari Dunkin' Donuts atau 7-Eleven.

Saat ini, CEO Kopi Kenangan itu masih meminum secangkir kopi setiap hari - hanya saja dia meningkatkannya menjadi tiga cangkir atau lebih dalam sehari untuk tujuan "uji coba produk".

Apa yang dimulai sebagai kedai kopi lokal Indonesia pada tahun 2017 kini telah menjadi merek kopi internasional bernilai lebih dari $1 miliar, dengan lebih dari 800 outlet di seluruh Asia Tenggara.

Dalam tujuh tahun ini, Kopi Kenangan berubah dari kedai kopi lokal Indonesia menjadi perusahaan kopi unicorn yang didukung oleh perusahaan ventura.

Tirtanata dibesarkan di ibukota Indonesia, Jakarta. Namun, ia pindah ke Amerika Serikat pada tahun 2007 saat ia mulai kuliah di Northeastern University di Boston, di mana ia belajar keuangan dan akuntansi.

Meskipun ia tidak pernah menikmati betul masa-masa kuliah, ia sebenarnya sudah memiliki jiwa wirausaha sejak dini.

"Ketika saya masih kecil, saya memang nakal - saya tidak terlalu banyak belajar," katanya kepada CNBC. "Namun, setiap kali ada kesempatan untuk menghasilkan uang atau berbisnis, saya selalu bersemangat."

"Ini bukan tentang uang - ini tentang kesenangan melakukannya. Itu adalah sesuatu yang membuat saya bersemangat hingga hari ini," katanya.

Pada tahun pertamanya di kampus, ia menerima telepon yang menentukan dari ibunya, yang mengungkapkan bahwa bisnis ayahnya mengalami kemunduran finansial.

Setelah telepon itu, Tirtanata memutuskan untuk mempercepat program lima tahunnya dan menyelesaikannya dalam waktu tiga tahun.

Dia segera kembali ke Indonesia dan menjadi mitra bisnis ayahnya.

"Saat itu, hari-hari saya dipenuhi dengan banyak tekanan dan ketidakpastian - tetapi saya pikir ini adalah salah satu momen yang membuat saya menjadi wirausahawan yang lebih baik," kata Tirtanata.

Meskipun menghadapi kesulitan keuangan bersama keluarganya, Tirtanata terus menempa jalur kewirausahaannya sendiri.

Awal mula bisnis

Pria kelahiran Bandung pada 1988 ini, mengawali bisnis Kopi Kenangan, dengan modal hanya Rp150 juta, yang sebagian besar dananya dia investasikan untuk mesin kopi. 

Dengan modal terbatas, dia akhirnya memilih konsep grab-and-go untuk sejumlah outlet pertamanya. Konsep ini memungkinkan kafenya bisa dibuka di tempat yang berukutan kecil tanpa perlu biaya untuk mendesain tempat duduk untuk para pelanggan. 

Konsep ini pula yang membuat toko kopinya cepat berkembang ke lebih dari 200 cabang di 10 kota di Indonesia hanya dalam dua tahun beroperasi. 

Sebelum memulai Kopi Kenangan, Tirtanata punya pengalaman berbisnis minuman atau kedai teh bernama Lewis & Carroll (2015).

Pada saat membuka gerai kelimanya, ia menyadari bahwa kedai teh tersebut tidak memberikan keuntungan seperti yang ia harapkan.

Suatu hari Tirtanata dan teman lamanya, James Prananto, menemukan titik permasalahan yang dihadapi. Saat sedang mengobrol santai di kedai tehnya: banyak jaringan kedai kopi dan teh besar di Indonesia yang harganya terlalu mahal bagi penduduk lokal.

Mengacu pada Starbucks Tall Latte Index, harga sebuah Starbucks tall latte adalah sekitar 2% dari rata-rata pendapatan harian masyarakat di Amerika Serikat, sementara minuman yang sama harganya lebih dari 30% dari rata-rata pendapatan harian masyarakat Indonesia.

Pada tahun 2017, Tirtanata dan Prananto bersama-sama menginvestasikan total $15.000 untuk membuka lokasi grab-and-go pertama di Jakarta. Model ini memungkinkan mereka untuk tidak perlu mengeluarkan biaya untuk menyewa dan mendesain tempat duduk di kafe, dan sebagai gantinya, mereka menginvestasikan uang tersebut untuk membeli bahan-bahan berkualitas. 

"Daripada berfokus pada sofa, atau Wi-Fi yang cepat, kami lebih memilih untuk berfokus pada secangkir kopi yang enak dan berkualitas," kata Tirtanata.

Keputusan ini membantu Kopi Kenangan berkembang ke lebih dari 200 lokasi dan 10 kota dalam dua tahun pertama operasinya.

Formula rahasia Kopi Kenangan

Bukan rahasia lagi bahwa bisnis kopi sudah sangat jenuh, terutama di kota-kota besar. Ketika ditanya apa yang membedakan Kopi Kenangan dari para pesaingnya, Tirtanata mengatakan ada tiga alasan utama: model bisnisnya yang grab-and-go, bisnisnya yang menggunakan teknologi, dan pendekatannya yang hiperlokal.

"Jadi, meskipun Starbucks dan jaringan kopi global lainnya sangat mengutamakan konsistensi, saya menyadari bahwa setiap orang memiliki selera dan preferensi yang berbeda," katanya seperti dilansir CNBC.com.

"Di sinilah kami benar-benar membentuk strategi kami untuk ekspansi global kami. Kami ingin memastikan bahwa rasa manis dan kekentalan kopi benar-benar sesuai dengan pasar tempat kami beroperasi, dengan menggunakan pendekatan berbasis data," kata Tirtanata.

Mengambil pendekatan hiperlokal berbasis data berarti bahwa latte Kopi Kenangan di Singapura akan terasa berbeda dengan latte di Indonesia.

Selama Covid, Tirtanata dan Prananto menggandakan upaya mereka untuk mengintegrasikan teknologi ke dalam bisnis mereka. Hal ini membantu Kopi Kenangan meningkatkan jumlah gerainya hingga tiga kali lipat selama pandemi.

Dari Indonesia untuk dunia

Pada bulan April lalu, jaringan kedai kopi ini telah mengumpulkan lebih dari $230 juta dalam bentuk pendanaan dari para investor di seluruh dunia.

Saat ini, gerai Kopi Kenangan dapat ditemukan di Indonesia, Malaysia, dan Singapura.

Namun, hal tersebut belum cukup bagi Tirtanata, yang berencana untuk mengembangkan perusahaannya secara global dan berharap untuk mendaftarkan bisnisnya di Amerika Serikat suatu hari nanti.

"Hal ini semakin rumit seiring dengan semakin besarnya bisnis - jadi saya mencoba untuk belajar setiap hari bagaimana menjadi pemimpin yang lebih baik," katanya.

"Saya sangat bersemangat [tentang] apa yang akan terjadi di masa depan. Saya percaya bahwa kita baru saja berada di awal perjalanan kita," katanya.

Mengisi Kekosongan Brand Lokal

Hadirnya Kopi Kenangan awalnya dikarenakan banyaknya bisnis kopi di Indonesia berasal dari brand luar negeri. Selain itu, tidak ada kopi shop yang melayani grab and go atau pesanan dapat dibungkus. 

Menyadari peluang itu, Kopi Kenangan pada tahun 2017 kopi kenangan dibangun dengan sistem layanan grab and go.

Dalam sebuah pertemuan tentang investasi, salah seorang pembicara seperti dilansir Bisnis.com, menceritakan secara blak-blakan bagaimana awal mula gerai kopi kenangan yang menjadi daya tarik atau perhatian investor.

Dalam kesempatan tersebut juga dijelaskan tentang bagaimana membuat bisnis dapat bertahan lama, salah satunya harus memiliki visi yang cukup besar dan jelas.

Disebutkan bahwa tips agar bisnis yang dijalankan scalable dan valuable. Untuk mencapai scalable maka harus mulai dari bisnis modelnya. (CNBC/Bisnis/01)

Leave a Reply

Restricted HTML

  • Allowed HTML tags: <br> <p> <h2 id> <h3 id> <h4 id> <h5 id> <h6 id> <cite> <dl> <dt> <dd> <a hreflang href> <blockquote cite> <ul type> <ol type start> <strong> <em> <code> <li>
  • Lines and paragraphs break automatically.
  • Web page addresses and email addresses turn into links automatically.

Article Related