Skip to main content

Koalisi Perubahan: Potensi Eektabilitas Duet Anies dan Cak Imin 'Agak Problematik'

anies imin, koalisi perubahan, nasdem pkb pks, surya paloh

JAKARTA - Dinamika politik Indonesia jelang pemilu 2024 semakin memanas dengan kejutan yang tak terduga menjelang pendaftaran calon presiden dan wakil presiden ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) pada Oktober mendatang.


Terbaru, Partai Demokrat merasa "dikhianati" setelah Ketua Umum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Muhaimin Iskandar, alias Cak Imin, akan dipasangkan dengan Anies Baswedan sebagai bakal calon wakil presiden dalam pemilu presiden (pilpres) tahun depan.

Seketika, isu ini membuat banyak pihak tercengang. Musababnya, keutuhan koalisi yang selama ini nampak terpelihara akan pecah kongsi.

"Kita dikhianati," kata Anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat, Syarief Hasan.

Syarief menyebut bahwa kabar Anies meminang Cak Imin sebagai pendampingnya dalam pilpres 2024 mengemuka pada detik-detik terakhir menjelang deklarasi bakal capres-cawapres Anies-AHY (Agus Harimurti Yudhoyono).

AHY adalah Ketua Umum Partai Demokrat, yang juga putra sulung mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

"Di tengah lagi persiapkan akan setuju deklarasi, kemudian tim delapan sudah siap segala sesuatunya, ini berubah," kata Syarief kepada BBC News Indonesia, Jumat (01/09).

"Itulah bentuk tidak transparan, merupakan pengkhianatan kepada kita. Kalau sebagai koalisi segala sesuatunya [semestinya] dibicarakan dengan kita," lanjutnya kemudian.

Syarief juga mengakui telah menyerukan kepada seluruh pengurus cabang Partai Demokrat untuk menurunkan baliho yang memasang wajah Anies-AHY.

Surat Anies minta AHY jadi cawapres 2024

Sebelumnya, surat yang disebut dikirim oleh Anies Baswedan kepada AHY beredar di dunia maya. Surat itu memuat tulisan tangan Anies, yang meminta AHY menjadi pendampingnya dalam pilpres mendatang.

Dikutip dari detik.com, surat tersebut ditandatangani oleh Anies pada 25 Agustus silam.

"Melalui pesan singkat ini, kami bermaksud menyampaikan harapan, agar Mas AHY berkenan untuk menjadi pasangan dalam mengikuti Pilpres 2024," tulis surat yang beredar luas di media.

Tak Jujur & Amanah

Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mengatakan Anies Baswedan dan Partai Nasdem tak shiddiq, jujur dan amanah.

Hal itu disampaikan SBY menanggapi duet Anies Baswedan-Cak Imin yang diputuskan sepihak pada 29 Agustus lalu.

Dia merasa keduanya tidak shiddiq, jujur, dan amanah karena mengingkari hal yang disepakati, dan tak memegang komitmen. "Sekarang saja tidak shiddiq, jujur, amanah. Bagaimana nanti kalau jadi pemimpin dengan kekuasaan yang besar. Ya mau diapakan," ucapnya di Cikeas, Jawa Barat pada Jumat (31/8).

Di sisi lain, SBY bersyukur ditikung dan ditinggalkan Partai NasDem dan Anies saat ini. Artinya, manuver tersebut tak terjadi sehari sebelum batas pencalonkan capres dan cawapres ke Komisi Pemilihan Umum (KPU).

"Memang kita ditikung dan ditinggalkan seperti ini sekarang. Bayangkan kalau ditikung dan ditinggalkannya kita ini satu dua hari sebelum batas pendaftaran ke KPU," ujar SBY.

Menurutnya, Partai Demokrat mendapat pertolongan dari Allah. Oleh sebab itu dia meminta semua orang bersyukur.

"Bayangkan seperti apa kita masih ditolong oleh Allah kita diselamatkan sejarah. Ini syukur yang pertama," tuturnya seperti dikutip dari CNNIndonesia. (BBC/CNN/009)