Sebuah Ruang bagi Manusia & Merpati untuk Berbagi di DDW
JAKARTA - Ketika Anda berpikir tentang Dubai, Anda mungkin membayangkan cakrawala langitnya yang ikonik dan arsitekturnya yang menakjubkan. Kini, sekelompok arsitek dan desainer merangkul inovasi berkelanjutan untuk menciptakan instalasi yang hanya sebagian kecil dari ukuran menara yang menjulang tinggi di kota ini, namun tak kalah menginspirasi.
Di antara mereka, Ahmad Alkattan asal Suriah yang berbasis di Dubai telah menciptakan ruang sosial luar ruangan bergaya kepompong di mana para desainer dapat "menetaskan" ide-ide mereka. Tempat ini tidak hanya menawarkan keteduhan dan tempat duduk untuk manusia - tetapi juga menyediakan tempat berlindung bagi merpati.
Dinamakan "Designest", tempat ini terinspirasi oleh sejarah menara merpati di Jazirah Arab, di mana bangunan yang sering kali menampilkan lengkungan indah dan ukiran detail dibangun untuk melindungi merpati selama cuaca buruk dan mengumpulkan kotorannya untuk digunakan sebagai pupuk, serta memamerkan kekayaan pemilik menara.
Struktur Designest karya Alkattan pada awalnya dirancang untuk dicetak 3D menggunakan beton bertulang serat kaca daur ulang (GFRC), tetapi kendala waktu, biaya dan berat berarti prototipe yang dibuat untuk DDW menggunakan kombinasi metode dan bahan yang ramah lingkungan, termasuk mencampurkan alternatif plastik nabati dengan serbuk kayu, dan pencetakan 3D dengan pasir.
"Bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan desain Anda sejak tahap desain awal tidak lagi menjadi pilihan, namun lebih kepada kebutuhan," kata Alkattan, yang merupakan seorang perancang konsep dan arsitek lepas. "Itulah mengapa saya mengambil gelar Master di bidang teknik energi terbarukan. Ini tidak terkait dengan arsitektur, tetapi saya ingin ... menyadari bagaimana membuat desain saya lebih berkelanjutan sejak tahap desain awal daripada hanya menjadi renungan."
Instalasi desain lain yang sesuai dengan tema keberlanjutan termasuk paviliun "Of Palm" karya arsitek Emirat Abdalla Almulla, yang seluruhnya terbuat dari pohon palem asli, dan "Pulp Fractions" karya perusahaan arsitektur dan desain interior TEE VEE EFF yang berbasis di Dubai, sebuah instalasi yang terbuat dari kardus bekas dan bubur kertas yang telah dipres, dikeringkan, dan dicetak.
"Kami mencari desain praktis yang berkelanjutan dan dapat diterapkan di seluruh wilayah UEA," kata Degn-Christensen tentang desain yang dipilih untuk DDW. "Jadi [kompetisi ini] merupakan proyek yang sangat relevan, bukan hanya untuk apa yang dipentaskan di Dubai Design Week, tapi juga untuk masa depan." (CNN_Style/01)
- 10 views







Leave a Reply